Tanggapan Mengenai Aturan Baru Monetisasi Channel YouTube

Aturan Baru YouTube

Sejak kemarin hari Rabu (17/1) ramai soal aturan baru monetisasi channel YouTube, baik bagi pengguna baru maupun yang sudah bergabung lama. Banyak pro kontra adanya peraturan baru ini. Yang kontra tentunya mereka yang ‘bermain’ YouTube semata-mata hanya untuk mencari uang dan kontennya yang tidak berkualitas, atau sebut saja para reuploader.

Kali ini Lhageek tidak akan membahas soal peraturan baru itu, tetapi hanya ingin memberikan tanggapan seputar aturan baru tersebut.

Bagi yang belum tahu aturan barunya, intinya itu YouTube Partner Program memberikan kebijakan baru bagi seluruh pengguna bahwa kanal YouTube yang ingin dimonetisasi harus memiliki minimal 1.000 subscriber dan sudah ditonton minimal selama 4.000 jam dalam setahun.

Selain itu, pihak YouTube juga akan memberlakukan kebijakan verifikasi manual terhadap konten yang baru diunggah ke YouTube. Jadi, konten-konten baru yang diunggah ke YouTube akan diseleksi secara manual oleh Tim YouTube, apakah konten itu layak untuk diberikan iklan atau tidak.

Mendukung kebijakan YouTube

Jelas, adanya kebijakan baru ini, Lhageek sangat mendukung. Meskipun Lhageek tidak memiliki kanal YouTube, tetapi sebagai bagian dari media, Lhageek sangat mengapresiasi kebijakan ini. Dan sebenarnya Lhageek juga sudah lama menunggu kebijakan YouTube yang seperti ini.

Karena kita tahu, sekarang ini di YouTube banyak sekali video-video yang bersumber dari hasil reuploader. Sayangnya video tersebut juga dimonetisasi dan bahkan beberapa kali ada yang sampai menjadi trending di YouTube. Tentu ini sangat tidak dibenarkan, karena mencomot video dari sumber lain kemudian di upload ulang untuk keperluan finansial.

Tidak hanya reuploader saja yang menjadi masalah di YouTube, tetapi sekarang ini juga banyak video yang tidak layak tayang. Adanya kebebasan dalam mengunggah konten video di YouTube sekarang ini disalahgunakan bagi banyak pengguna untuk mengunggah video yang sangat merusak moral.

Baca juga:  Update WhatsApp Versi 2.16.272, Kini Ada Fitur "Mention"

Naasnya adalah yang menonton YouTube sekarang tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang tidak punya kontrol dari orang tuanya. Seharusnya YouTuber mampu memberikan kontrol terhadap hal ini, karena merekalah content creator-nya.

Dengan adanya kebijakan ini, Lhageek berharap video-video yang memang tidak layak tayang, bisa mendapatkan pelajaran yang berharga dan tidak menampilkan iklan. Karena video-video semacam ini hanya bertujuan untuk meraup keuntungan dari YouTube saja, tanpa memperhatikan moral dan dampak psikologis yang ditimbulkan.

Kalau memang YouTube lebih dari TV, seharusnya konten YouTube jauh lebih positif. Bukan konten yang abal-abal, yang pada akhirnya tidak ada bedanya dengan konten di TV sekarang.

Penonton YouTube harus berubah

Rasanya tidak adil jika hanya menyalahkan Youtuber yang suka mengunggah konten negatif. Karena keberadaan mereka yang begitu pesat perkembangannya juga diakibatkan oleh tingkah para penonton YouTube.

Lhageek mengamati, kanal-kanal YouTube abal-abal ternyata banyak penonton dan subscribernya. Dan pernah beberapa kali Lhageek menemui orang yang menonton Youtube dengan konten hasil reuploader. Para penonton YouTube perlu edukasi soal hal ini.

Jadi, kami berharap dengan adanya kebijakan ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi para oknum YouTuber, tetapi juga para viewers yang harus bisa memilih konten dan kanal mana yang layak untuk ditonton.

Dan kami ingin mengajak untuk para viewers blog ini, untuk menyebarkan dan memberikan edukasi kepada para semua orang untuk memilih konten dan kanal YouTube yang original, bukan hasil reupload atau bahkan konten berita yang menggunakan Google Speech.

Similar Posts

2 Comments

  1. Kalau aku sih nggak ngaruh mas. Toh konten juga bikin sendiri walau masih jelek editannya. Tujuannya bikin sih untuk mendukung tulisan di blog. Terutama pas lagi sepedaan atau main-main. Sama kayak ngeblog, bagi yang hanya mikir duit, mereka akan kelabakan. Sementara yang memang hanya sekadar hobi, dia tidak memikirkan bakalan mendulang dolar, subscribe banyak, atau lainnya. :-)

    1. haha, iya. Kalau buat pengguna seperti sampeyan ya tidak jadi masalah. Cuma inikan dikhususkan bagi mereka yang buat konten asal-asalan, reupload, dan hanya cara trafik dan earning. :D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *